Powered by Blogger.

Showing posts with label POTENSI PRODUK. Show all posts
Showing posts with label POTENSI PRODUK. Show all posts

BELALANG, HAMA YANG MENYEHATKAN

Tuesday, September 20, 2011


Mengupas seluk beluk Gunungkidul dengan beragam keunikannya tentu merupakan sebuah topik yang menarik. Sebagai daerah yang memiliki beragam potensi, Gunungkidul menawarkan pengalaman berbeda, yang mungkin tidak Anda temui di daerah-daerah lain, baik dalam hal obyek wisata alam, budaya masyarakat sekitar, maupun potensi produk unggulan daerah, seperti halnya belalang, hama yang menyehatkan.

Jika di belahan bumi lain, belalang dianggap sebagai binatang penganggu, atau bahkan hama bagi tanaman, di Gunungkidul jenis serangga ini justru dijadikan lauk atau camilan gurih yang sangat lezat serta bergizi tinggi. Dalam penelitiannya, Van Huis, seorang professor dari Universitas Wageningen, Belanda mengatakan bahwa serangga termasuk belalang mengandung protein yang lebih tinggi daripada daging sapi, yakni hingga 90 persen protein, sementara daging sapi hanya berkisar 40-70 persen protein. Bahkan seorang doktor di Indonesia pernah mengatakan bahwa kandungan protein belalang mengalahkan udang, susu segar, atau daging ayam. Namun demikian, bagi yang alergi protein, belalang dapat menimbulkan alergi gatal.

Cara memasak serangga inipun cukup mudah. Setelah dihilangkan bulu dan kotorannya, belalang dapat dimasak dengan cara digoreng seperti halnya menggoreng tempe, tentunya dengan bumbu yang sesuai selera. Selain itu, belalang juga dapat dididihkan dulu, atau istilah Jawanya “dibacem,” yaitu direbus dengan bumbu gula merah, garam, ketumbar, salam, dan bawang merah. Setelah bumbu meresap, belalang dapat diangkat untuk selanjutnya digoreng hingga renyah.

Belalang sendiri yang merupakan serangga herbivora dari sub-ordo Caelifera dalam ordo Orthoptera ini banyak dijumpai di beberapa wilayah di Kabupaten Gunungkidul, terutama di daerah Kecamatan Playen, Paliyan, dan Semanu. Para pencari belalang umumnya menggunakan lem tikus atau jaring kecil untuk berburu serangga yang sangat lihai terbang ini. Dalam sehari, seorang pemburu bisa memperoleh 500 hingga 1000 ekor belalang yang kadang dijual Rp.100 hingga Rp.200 per ekor, itupun dalam kondisi masih hidup atau mentah. Setelah puas berburu, para pencari belalang ini banyak berjajar di sekitar jalan Playen-Paliyan, Paliyan-Panggang, maupun Wonosari-Semanu untuk menjajakan dagangannya.

Belalang mudah diperoleh pada musim-musim tertentu ketika dedaunan masih hijau mengingat makanan utama serangga ini adalah daun, diantaranya daun jati, kelapa, dan daun jagung. Ketika kemarau, atau khususnya pada musim-musim tertentu, belalang sulit diperoleh dan menjadi sebuah makanan eksklusif yang sangat mahal. Satu toples belalang matang bahkan dipasarkan dengan harga puluhan ribu rupiah. Mau mencoba hama yang menyehatkan ini? Silahkan datang ke Gunungkidul.

Read more...

BATIK TULIS TANCEP, WARISAN BUDAYA GUNUNGKIDUL

Monday, September 19, 2011


Seiring penggunaan batik yang semakin universal, khususnya setelah batik dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO, semakin banyak orang yang mencari kain batik, tidak hanya dari Indonesia namun juga mancanegara. Namun demikian, berbicara tentang batik, mungkin sebagian besar dari kita akan memusatkan fokus ke Pekalongan sebagai Kota Batik padahal batik juga diproduksi di banyak tempat, termasuk Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di kabupaten yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang ini, terdapat kelompok pengrajin batik tulis handal yang produk-produknya telah mengisi gallery per-batik-an nusantara. Kelompok tersebut terpusat di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, yang berada di bagian utara Kabupaten Gunungkidul. Seiring kenaikan permintaan kain batik, terlebih setelah adanya anjuran bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mengenakan pakaian batik di hari-hari tertentu, batik tulis Gunungkidul atau yang lebih dikenal dengan batik tulis Tancep semakin meroket popularitasnya.

Bersaing dengan batik-batik lain dari luar daerah, ternyata batik tulis Tancep memiliki pangsa pasar khusus karena memiliki keunikan tersendiri bagi para pecintanya yakni pewarna batik ini diambil dari bahan-bahan alami yang tentu lebih ramah lingkungan. Bahan-bahan tersebut berupa kulit akar mengkudu, akasia, daun mahoni, biji jalawe, tunjung, dan lain sebagainya. Dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan itu pula, kain batik tulis Tancep ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik baju, kebaya, taplak meja, gorden, sarung bantal, maupun sarung guling.

Batik tulis Tancep sendiri memiliki beragam motif seperti diantaranya motif babon angrem, bokor mas, gajah birowo, sekar jagad, ganggeng, galaran prahu, dan sekar kanthil. Batik tersebut dibuat dari beberapa bahan khusus seperti mori sanforized dan primisima. Sentuhan karya seni bernilai tinggi dari Gunungkidul yang tersirat dari batik tulis Tancep dapat Anda telusuri dari ide-ide yang tertuang dalam motif-motif khas tersebut, yang dipadu dengan perpaduan warna yang sederhana namun tampak elegan.

Batik tulis Tancep memang belum sepopuler batik Pekalongan. Namun dengan keunikannya, batik ini menjadi salah satu produk unggulan Gunungkidul yang layak Anda miliki. Untuk informasi lebih lanjut maupun pemesanan batik tulis Tancep, Anda dapat menghubungi Saudara Eka Sulistiyana dengan nomor HP 08125288239. 

Read more...

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP